Langsung ke konten utama

Seandainya Saya Gubernur DKI

Tulisan in ditulis oleh Rizal Ramli di Opini Kompas Cetak
mbi9.wordpress.com
Saya berandai-andai menjadi Gubernur DKI karena geregetan melihat kemacetan yang luar biasa dan banjir tidak terkendali di DKI. Sudah tentu saya sebelumnya mohon maaf kepada sahabat saya, Gubernur Fauzi Bowo, orang baik dengan tanggung jawab yang sangat kompleks.


Saya terpaksa berandai-andai karena kelihatannya tidak ada solusi dan harapan untuk menyelesaikan masalah kemacetan dan banjir. Bangsa yang tidak memiliki harapan adalah bangsa yang mandek, tidak memiliki kreativitas, dan akhirnya terperosok menjadi bangsa yang terus-menerus bermasalah.



Saya sendiri bukan ahli tata kota, tetapi sulit membayangkan bahwa hanya dengan memindahkan Ibu Kota, masalah kemacetan dan kesemrawutan Jakarta akan berkurang. 



Sekitar 20 persen lalu lintas kendaraan dari dan ke Jakarta terkait dengan kegiatan Pelabuhan Tanjung Priok. Adalah lebih bermanfaat untuk memindahkan kegiatan pelabuhan utama Republik Indonesia itu ke lokasi di Provinsi Banten sehingga tekanan kemacetan lalu lintas di Jakarta berkurang. Realokasi kegiatan pelabuhan tersebut juga akan sangat bermanfaat untuk meningkatkan efisiensi dan menurunkan biaya bongkar muat barang.



Dengan total penduduk Jabotabek sebanyak 28 juta, kebutuhan terhadap transportasi publik yang memadai harus menjadi prioritas utama. Bukan sesuatu hal yang terlalu sulit untuk melakukan restrukturisasi finansial dan penyelesaian proyek monorel secepat mungkin. Program pembangunan jaringan subway, di atas atau di bawah tanah, tidak hanya ke pusat kota tetapi lingkar-lingkar luar kota, harus dipercepat dan diperluas lebih agresif. Bayangkan jumlah pekerjaan yang dapat diciptakan, langsung ataupun tidak langsung.



Untuk memacu birokrasi, Bang Ali Sadikin pernah bercerita bahwa dia selalu memotong anggaran yang diajukan 30-50 persen dan mempercepat penyelesaian proyek-proyek setengah dari waktu yang direncanakan oleh birokrat bawahannya. Dan ternyata bisa tuh...! 



Kondisi keuangan DKI zaman Gubernur Ali Sadikin tahun 1970-an sangat minim, tetapi fasilitas dan infrastruktur publik yang dibangun sangat banyak dan beragam. Saat ini DKI sangat kaya, tetapi fasilitas dan infrastruktur publik yang dibangun sangat minim.



Transportasi Publik
Pada tingkat nasional, prioritas pembangunan transportasi harus lebih mengutamakan jaringan transportasi publik, bukan hanya untuk transportasi pribadi. China saat ini memiliki jaringan rel kereta api total 86.000 kilometer dan akan bertambah menjadi 110.000 kilometer, termasuk 16.000 kilometer jalur kereta api berkecepatan tinggi. 



India memiliki jaringan rel kereta api total 63.000 kilometer. Kedua negara tersebut memberikan prioritas utama pada jaringan rel karena kereta api merupakan sarana transportasi rakyat dan barang yang paling murah.



Indonesia memiliki jaringan kereta api total 6.800 kilometer, dan yang berfungsi hanya 4.600 kilometer. Bayangkan kalau kita membangun jalur kereta api di seluruh pulau-pulau besar Indonesia. Rakyat akan sangat bergembira, ongkos kirim barang pertanian, perkebunan, pertambangan akan sangat murah dan jutaan pekerjaan akan tercipta.



Untuk solusi sementara, bisa mencontoh negara lain, dengan hanya mengizinkan mobil pribadi bernomor ganjil pada hari Senin, nomor genap pada hari Selasa, dan seterusnya. Memang sekelompok orang kaya akan memiliki mobil bernomor genap dan ganjil. Namun, jika kebijakan ini diterapkan, paling tidak jumlah kendaraan di jalanan setiap hari akan berkurang sekitar 35 persen. 



Sudah tentu, Pemprov DKI bersama swasta harus menyediakan lebih banyak busway, bus-bus baru yang nyaman untuk publik. Solusi ini hanya bersifat temporer, sementara Pemprov DKI membangun secepatnya jaringan monorel dan subway. Solusi temporer lain adalah dengan mengubah awal jam kerja pegawai negeri dan swasta serta jadwal sekolah anak-anak SD sampai SMA sehingga kepadatan lalu lintas berkurang.



Seorang teman menghitung, curah hujan di Jakarta pada 25 Oktober sangat tinggi, mencapai 110 mm (110 L/m), rakyat Jakarta menerima air hujan bersih gratis dari Tuhan Yang Maha Esa sebanyak 72 juta m, atau senilai Rp 500 miliar (asumsi air bersih Rp 7.000/m). Bayangkan rahmat yang sedemikian besarnya justru menjadi sumber malapetaka dan langsung terbuang ke laut. 



Seandainya Pemprov DKI mengharuskan setiap tanah dan bangunan seluas 100 m wajib membangun sumur resapan, anugerah Tuhan tersebut justru akan menjadi berkah karena sebagian besar akan masuk menjadi air tanah dan menjadi cadangan air ketika musim kering.



Sudah tentu, sungai-sungai dan kali-kali di Jabotabek harus dikeruk dan diperbaiki, dan perlu dibangun jaringan kanal dan bendungan untuk memanfaatkan air hujan semaksimal mungkin. Perlu dicatat bahwa sebagian besar daerah di Australia menggantungkan sumber airnya dari air hujan yang sangat jarang turun dengan curah hujan yang sangat rendah.



*Rizal Ramli Mantan Menteri Koordinator Perekenomian

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ngerjain tugas dapet banyak duit

Huhh...sudah lama banget kayanya ngak nyentuh dengan blog ini. Mungkin dikaenakan dengan kesibukan Ujian-ujian sekolah, maklum masih sekolah,hhe dan yang pastinya dengan penyempurnaan blog baru saya " Exploring Indonesia ". Ok langsung saja kita mulai lagi. Pda postingan kali ini saya akan memberitahu ada satu lagi program yang didesian khusus untuk kita (orang uang kekurangan duit). Untuk mendapatkan uangnya tidaklah terlalu ribet, baru daftar saja langsung dapat $1.5, lumayan gak tuh? Nah bisnis ini bernama myeasytask, jadi disini kita mengerjakan tugas seperti daftar di situs orang, membuat review tentang sesuatu, promosi web orang ke forum dan lain sebagainya. Nah keuntungan yang anda dapatkan dengan bergabung dengan program ini adalah: 1. Mendapatkan Bonus langsung sebesar $1.5 2. Komisi $0.20 per refferal 3. setiap kali mengerjakan tugas anda akan mendapatkan rata-rata $0.1 – $1, dengan asusmsi setiap hari anda mengerjakan tugas 10x maka anda akan mendapatkan $1/hari de...

Beasiswa D2, D3, dan S1 ke Jepang 2013/2014

Akhirnya beasiswa D2, D3, dan S1 untuk tahun ajaran 2013/2014 kembali dibuka juga. Akhir-akhir ini, kita paling sering mendapat pertanyaan seputar beasiswa ke Jepang ini, apakah tahun ini kembali dibuka, apakah rutin diadakan setiap tahunnya, dll. Sempat bikin kita ketar-ketir juga, soalnya tanggal pembukaan beasiswa ini sedikit mundur dari tahun kemarin. Padahal program yang rutin diadakan oleh Pemerintah Jepang setiap tahunnya ini merupakan beasiswa favorit teman-teman, terlihat dari banyaknya jumlah pertanyaan setiap kali ada informasi seputar beasiswa ini. Persyaratan Umum Lahir antara 2 April 1991 dan 1 April 1996 Lulus SMA dengan nilai rata-rata ijazah atau rapor kelas 3 semester terakhir minimal: 8,4 untuk jenjang S1 8,2 untuk jenjang D3 8,0 untuk jenjang D2 Program Studi Pilihan D2 mana masa belajar adalah 2 tahun (termasuk belajar bahasa Jepang selama 1 tahun). Civil Engineering and Architecture; Electrical and Electronic Engineering; Wireless Communicatio...

Online hate speech could be contained like a computer virus, say researchers

Artificial intelligence is being developed that will allow advisory ‘quarantining’ of hate speech in a manner akin to malware filters – offering users a way to control exposure to ‘hateful content’ without resorting to censorship. The spread of hate speech via social media could be tackled using the same ‘quarantine’ approach deployed to combat malicious software, according to University of Cambridge researchers. Definitions of hate speech vary depending on nation, law and platform, and just blocking keywords is ineffectual: graphic descriptions of violence need not contain obvious ethnic slurs to constitute racist death threats, for example. As such, hate speech is difficult to detect automatically. It has to be reported by those exposed to it, after the intended “psychological harm” is inflicted, with armies of moderators required to judge every case. This is the new front line of an ancient debate: freedom of speech versus poisonous language. Now, an ...