Langsung ke konten utama

Ini Dia, Resep Sukses E-Commerce di Indonesia

KOMPAS.com - Di Indonesia saat ini banyak bermunculan situs e-commerce. Agar bisa sukses, pendiri layanan e-commerce disarankan untuk menetapkan fokus mereka.

Para pendiri sebaiknya tidak hanya fokus memikirkan sisi teknologi. Hal yang lebih penting adalah jenis dan ketersediaan produk yang dijual serta penguasaan bisnis.

Hal ini disampaikan Andi S. Boediman, mantan Chief Innovation Officer (CIO) Plasa.com dalam #Startuplokal Meet Up v.23 yang bertema E-commerce.

Andi berbagi pengalamannya ketika membangun Plasa.com. Andi kini adalah Direktur Ideosource dan pendiri Internasional Design School (IDS).

"Mengapa eBay bisa memiliki transaksi 5 juta dollar dari Indonesia saja? Karena eBay punya barang yang orang Indonesia ga bisa jual," jelas Andi dalam event yang digelar di kantor Microsoft Indonesia, Jakarta, Kamis (8/3/2012).

Andi mengatakan, Indonesia juga harus bisa begitu. "Kebanyakan website e-commerce trafficnya tinggi, tapi transaksi nol, karena orang datang hanya untuk membandingkan harga," tuturnya.

Cara mengelola ritel


Hal senada juga diungkapkan Benhard Soebiakto. Ben merupakan CEO Octovate Group Asia, pendiri Fimela.com yang juga akan merilis Fimela Shop.

Selain itu, Ben juga menjadi co-founder bagi startup wishkoo.com.

"Yang terpenting dalam perusahaan e-commerce bukan siapa CTO-nya, atau seluas apa networkingnya, tapi apakah founder sudah mengerti cara mengelola retail," kata Ben.

Menurutnya, pendiri harus tahu dulu bagaimana membangun toko. Termasuk kendala pemasaran, margin, stok barang hingga distribusi.

"Setelah itu, baru pelajari habit dan behaviour dari online buyer itu sendiri. Kalau teknologinya, saya rasa hampir semua founder startup digital sudah mengerti," jelas Ben.

Kesiapan logistik


Heriyadi Janwar mantan General Manager Portal dan Platform Management Plasa.com yang kini Platform Strategy Lead di Microsoft Indonesia juga menegaskan hal yang sama.

"Jangan sampai produknya sudah sama, harganya juga sama dengan yang ada di toko. Orang tidak akan mau beli secara online," kata Heriyadi.

Apalagi, lanjutnya, toko online kemudian dibebani adanya ongkos kirim dan waktu pengiriman yang cukup lama. Oleh karena itu ia mengatakan toko online harus menawarkan nilai tambah.

"Selain harga yang lebih murah, logistik juga harus siap. Stok produk harus selalu ada dan siap kirim, karena karakter orang Indonesia itu nggak sabaran," ungkap Heriyadi.

Daya tahan dan konsistensi


Andi menambahkan, dalam membangun e-commerce, startup digital juga harus fokus pada satu bisnis model. Jangan menyediakan semua produk bagi semua orang.

Ia pernah melakukan kesalahan tersebut saat membangun Plasa.com, yang notabene ingin menyediakan semua produk bagi semua kalangan. Akibatnya, Plasa.com "keteteran".

Setelah fokus pada produk dan bisnis model, e-comerce juga harus memiliki persistensi alias daya tahan. Andi mengaku dirinya tak cukup kuat mempertahankan Plasa.com.

"Kaskus itu 12 tahun baru bisa kaya raya, sebelumnya biasa-biasa saja. Tetapi orang-orang Kaskus daya tahannya tinggi, mereka konsisten sampai keberhasilan diperoleh," kata Andi.

Ia mengaku menyesal karena tidak bisa sedikit bersabar. "Ini bisa jadi pelajaran untuk semua, bahwa mendirikan startup e-commerce itu harus persistent dan consistent," tutupnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ngerjain tugas dapet banyak duit

Huhh...sudah lama banget kayanya ngak nyentuh dengan blog ini. Mungkin dikaenakan dengan kesibukan Ujian-ujian sekolah, maklum masih sekolah,hhe dan yang pastinya dengan penyempurnaan blog baru saya " Exploring Indonesia ". Ok langsung saja kita mulai lagi. Pda postingan kali ini saya akan memberitahu ada satu lagi program yang didesian khusus untuk kita (orang uang kekurangan duit). Untuk mendapatkan uangnya tidaklah terlalu ribet, baru daftar saja langsung dapat $1.5, lumayan gak tuh? Nah bisnis ini bernama myeasytask, jadi disini kita mengerjakan tugas seperti daftar di situs orang, membuat review tentang sesuatu, promosi web orang ke forum dan lain sebagainya. Nah keuntungan yang anda dapatkan dengan bergabung dengan program ini adalah: 1. Mendapatkan Bonus langsung sebesar $1.5 2. Komisi $0.20 per refferal 3. setiap kali mengerjakan tugas anda akan mendapatkan rata-rata $0.1 – $1, dengan asusmsi setiap hari anda mengerjakan tugas 10x maka anda akan mendapatkan $1/hari de...

Beasiswa D2, D3, dan S1 ke Jepang 2013/2014

Akhirnya beasiswa D2, D3, dan S1 untuk tahun ajaran 2013/2014 kembali dibuka juga. Akhir-akhir ini, kita paling sering mendapat pertanyaan seputar beasiswa ke Jepang ini, apakah tahun ini kembali dibuka, apakah rutin diadakan setiap tahunnya, dll. Sempat bikin kita ketar-ketir juga, soalnya tanggal pembukaan beasiswa ini sedikit mundur dari tahun kemarin. Padahal program yang rutin diadakan oleh Pemerintah Jepang setiap tahunnya ini merupakan beasiswa favorit teman-teman, terlihat dari banyaknya jumlah pertanyaan setiap kali ada informasi seputar beasiswa ini. Persyaratan Umum Lahir antara 2 April 1991 dan 1 April 1996 Lulus SMA dengan nilai rata-rata ijazah atau rapor kelas 3 semester terakhir minimal: 8,4 untuk jenjang S1 8,2 untuk jenjang D3 8,0 untuk jenjang D2 Program Studi Pilihan D2 mana masa belajar adalah 2 tahun (termasuk belajar bahasa Jepang selama 1 tahun). Civil Engineering and Architecture; Electrical and Electronic Engineering; Wireless Communicatio...

Online hate speech could be contained like a computer virus, say researchers

Artificial intelligence is being developed that will allow advisory ‘quarantining’ of hate speech in a manner akin to malware filters – offering users a way to control exposure to ‘hateful content’ without resorting to censorship. The spread of hate speech via social media could be tackled using the same ‘quarantine’ approach deployed to combat malicious software, according to University of Cambridge researchers. Definitions of hate speech vary depending on nation, law and platform, and just blocking keywords is ineffectual: graphic descriptions of violence need not contain obvious ethnic slurs to constitute racist death threats, for example. As such, hate speech is difficult to detect automatically. It has to be reported by those exposed to it, after the intended “psychological harm” is inflicted, with armies of moderators required to judge every case. This is the new front line of an ancient debate: freedom of speech versus poisonous language. Now, an ...