Langsung ke konten utama

Indonesia Lalu, Kini dan Esok

Tumpah Darah Satu, Tumpah Darah Indonesia. Berbahasa Satu, Bahasa Indonesia. Berbangsa Satu Bangsa Indonesia. Itulah sepetik dari sumpah salah satu pahlawan Nasional Indonesia yaitu Gajah Mada yang mampu menyatukan Rakyat Indonesia menjadi satu kesatuan yang kokoh. Namun apakah kita masih bisa disebut-sebut sebagai Masyarakat atau Bangsa yang kokoh lagi?

Dahulu memang bangsa Indonesia adalah salah satu bangsa yang patut untuk dipikir ulang oleh bangsa lain. Mereka menghormati pemimpin kita, memandang nenek moyang kita serta menyanjung limpahan rahmat dan anugerah alam kita. Tapi seiring berjalannya waktu, kini Indonesia hanya menjadi sebuah nama, sebuah Negeri yang serba kekurangan, keterlambatan dan kemiskinan. Namun perlu kita garis bawahi, Indonesia adalah tanah air kita, negeri kita. Saya jadi teringat akan apa yang dituliskan oleh Pak Jakob Oetama dalam bukunya yang berjudul Berpikir Ulang Tentang Keindonesian,

…“Inilah rumah kita! Masih bocor atapnya, masih berlubang dindingnya, masih tanah sebagian ubinnya. Baiklah, tetapi itulah rumah kita sendiri, tidak lagi menumpang, tidak lagi ngontrak. My home is my castle! Rumah kita adalah istana kita. Masih harus kita rawat. Masih harus kita perbaiki. Akan tetapi, inilah rumah kita, milik kita sendiri. Tetaplah kita betah di negeri sendiri. Bersama-sama marilah terus kita bangun rumah kita”…

Indonesia yang dianugerahi oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan Sumber Daya Alam yang indah nan subur, sumber daya manusia yang berlimpah dan yang terpenting lagi ialah keanekaragaman sosial dan budaya. Sungguh itu semua adalah pemberian sangat berharga yang wajib kita syukuri dengan cara menjaga dan merawat itu semua.

Bisa kita ambil contoh, Indonesia yang menjadi satu-satunya Negara dengan populasi suku – suku terbanyak di dunia yang tersebar mulai dari Pulau Weh sampai dengan Kota Merauke. Terdapat sekitar 500 lebih suku. Bisa dibayangkan betapa banyaknya itu yang belum tentu dimiliki oleh Negara maju sekalipun. Hal inilah yang menjadi salah satu permasalahan pokok bagi Indonesia. Kenapa? Karena dengan banyaknya perbedaan – perbedaan tersebut, sering terdengar konflik antar suku yang disebabkan oleh masalah sepele saja. Bahkan bisa dikatakan sudah menjadi rival utama.

Menyebarnya berbagai konflik yang terjadi belakangan ini tak lain disebabkan oleh karena mereka tak saling menghormati, tidak saling toleran, dan yang terpenting adalah sikap mau menerima. Kenapa saya bilang sikap mau menerima itu penting? Karena menurut saya, menerima akan sesuatu itu cukup menentukan semuanya. Jika saja setiap suku mau menerima kekurangannya, mau menerima atau mengakui kesalahannya, niscaya berbagai konflik tersebut tidak akan terjadi.

Indonesia yang notabene adalah Negara kepulauan terbesar di dunia ini ternyata menyimpan selusin kisah dan sejuta kenangan. Tempo dulu para pejuang bangsa telah berjuang dalam merebut dan mempertahankan Negara tercinta ini. Sebagaimana yang telah di lukiskan bagaimana kondisi di kala itu oleh Sultan Sjahrir...“Ucapan-ucapan kegelisahan rakyat yang kerapkali merupakan perbuatan-perbuatan yang kejam serta pelanggaran hak milik dengan kekerasan, dapat dimengerti jika dicari sebab-sebabnya yang lebih dalam. Selama tiga setengah tahun penjajahan Jepang, sendi-sendi masyarakat di desa, diobrak-abrik serta diruntuhkan dengan kerja paksa, dengan penculikan orang desa dijadikan romusha jauh dari tempat tinggalnya, dijadikan serdadu, dengan penyerahan hasil bumi secara paksa, dengan penanaman hasil bumi secara paksa, dengan sewenang-wenang yang tiada batasnya…Berpuluh ribu orang-orang desa melarikan diri ke kota menambah banyaknya jiwa di kota yang tidak punya pencarian yang tentu. Segala ini menyebabkan bahwa kegelisahan masyarakat di kota terus memuncak”.

Indonesia yang lalu, kini, dan esok tentu haruslah berbeda. Ya, berbeda dalam segala hal mulai dari kerukunan umat beragama, kerukunan antar suku, dan kekuatan mental untuk menjadi sesosok bangsa yang lebih baik. Maka dari itu kita sudah sepatutnya untuk merubah pola pikir kita menjadi lebih baik lagi, lebih menghormati perbedaan dan memberikan rasa toleransi kepada yang lainnya.Agar tercapai apa yang kita semua inginkan, yaitu kedamaian.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

30 Karya Fotografi Siluet Yang Keren

Dalam fotografi , siluet   didefinisikan   sebagai garis   yang muncul dan berwarna  gelap   dengan latar belakang   cahaya.   Ini menghasilkan  sebuah  hasil yang sangat   mengesankan dan   akan dianggap   sebagai pilihan terbaik  ketika   seniman   ingin   menyampaikan   drama, dan   emosi dalam  foto-fotonya .   Bagian belakang - pencahayaan   dari   segala  bayangan   matahari   ke arah kamu   dan menghasilkan   efek ini. Strategi dasar   Anda harus   mempekerjakan dalam   mengambil gambar   siluet   adalah untuk menempatkan   subjek di   depan beberapa   sumber   cahaya dan   kamera   untuk mendorong   Anda untuk membuat   pandangannya   yang didasarkan   pada bagian  terang dari   gambar Anda. Berikut ini kami tampilkan koleksi karya-karya terhebat yang menjelaskan konsep tentang siluet. Silakan dinikmati atau mungkin bisa kamu donlod dan dijadikan wallpaper dekstop kamu hehe.

10 Seniman Dengan Bayaran Tertinggi 2010

Apa yang diperlukan untuk menjadi salah satu musisi dengan bayaran tertinggi di tahun 2010? yupp !! sebuah konsistensi karir mereka, hampir setengah dari seniman yang ada dalam daftar berikut adalah musisi - musisi yang telah lama berkiprah di dunia seni dan kembali muncul kepermukaan bersaing dengan para pendatang baru. Sebuah pertunjukkan seni bisa dikatakan sukses atau berhasil itu tergantung dari siapa yang perform di acara itu. Berikut 10 seniman dengan bayaran tertinggi di tahun 2010. 10. Black Eyed Peas $48 million Sejak terjun ke dunia seni di awal tahun 2000-an, Black Eyed Peas telah di undang dimana - mana dari acara Super Bowl pre-game sampai ke diskusi politik di CNN. Sebuah tur keliling dunia dimulai dari swiss ke meksiko  dengan meraup sekitar $ 800,000 dalam semalam.  9. Kenny Chesney $50 million Chesney kembali melanjutkan karirnya dalam industri musik Country dengan melakukan berbagai kegiatan tur. Pada tahun 2009 lalu Chesney mendapatkan $ 71 juta dan sekitar $

Mobil Kepresidenan RI yang Pertama

Setiap kepala Negara memiliki mobil kepresidenan sebagai kendaraan dinas sehari-hari. Zaman Presiden Soekarno, Indonesia juga telah memiliki sejumlah mobil kepresidenan. Mobil-mobil itu sekarang disimpan dalam Museum Gedung Joeang ’45, Jakarta. Kendaraan dinas Presiden dan Wakil Presiden Ri yang pertama adalah mobil Buick-8 dan DeSoto. Mobil Buick-8 digunakan oleh Presiden Soekarno pada masa selepas proklamasi kemerdekaan Indonesia. Kendaraan berpelat nomor Rep-1 ini banyak berjasa karena turut mendukung Presiden Soekarno dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia, dalam periode 1945-1949. Cerita tentang bagaimana Buick-8 ini menjadi mobil kepresidenan cukup unik. Pada tahun 1945, Ketua Barisan Banteng, Sudiro, menemukannya dibelakang kantor Departemen Perhubungan yang digunakan Jepang. Gedung ini sekarang menjadi kantor Direktorat Jenderal Perhubungan Laut di Jalan Merdeka Timur, Jakarta. Sudiro paham, Buick-8 bukanlah mobil sembarangan. Ia lantas membujuk supirnya untu