Wawancara ini dipersembahkan oleh Tabloid PcPlus Rocks! Edisi 346
Gara-gara komik Chickenstrip-nya yang fenomenal, mungkin nama “Niwatori” lebih kamu kenal ketimbang nama aslinya, Diki Andeas. Aktif ngeblog dan ngomik di http://chickenstrip.wordpress.com. Diki bercerita banyak kepada PcPlus, termasuk cara membuat komik si ayam yang kocak.
Kenapa memilih karakter ayam untuk komik kamu?
Sejarahnya, dulu sewaktu masa awal-awal ngeblog, saya memberi judul blog saya “Dipatok ayam” sehingga ilustrasi dan hiasan untuk blog tentu saja tidak jauh darai gambar berbau ayam. Saat muncul ide membuat comicstrip, maka maskot atau karakter yang terpikir ya tetap tidak jauh-jauh dari bentuk ayam yaitu programmer berkostum ayam.
Cerita-cerita yang ada di Chickenstrip biasanya terinspirasi dari mana?
Idenya biasanya saya dapat dari kejadian sehari-hari, baik yang memang terjadi disekitar saya atau dari berita atau topik TI yang sedang hangat saat itu, baik dari hasil browsing maupun dari percakapan yang beredar di social media.
Menurut kamu sendiri, which Chickenstrip are you?
Hmm si Ayam kali ya? Stereotype programmer gitu deh, gila komputer dan internet. Tapi ada iseng dan jahilnya sedikit, hahaha.
Lebih sulit mana, menggambar dengan pensil/pena/kertas atau memakai mouse/software? Mana yang lebih disukai?
Sebenarnya saya lebih suka menggambar manual (mengunakan pensil/pena), ide lebih mengalir dan banyak bentuk yang dengan cepat bisa disalin dari imajinasi ke kertas. Sayangnya dulu itu saya tidak punya scanner sehingga terpaksa langsung menggambar vektor menggunakan mouse. Karena kebiasaan tersebut berlangsung cukup lama, sekarang yang terjadi malah sebaliknya-- saya jadi susah dan lambat kalau menggambar manual, lebih nyaman dan cepat kalau menggambar mouse. Dan ya, saya sudah coba menggunakan graphics tablet tapi berakhir dengan tetap lebih nyaman menggunakan mouse.
Software open source apa yang kamu pakai untuk membuat si Chickenstrip?
Untuk menggambar obyek-obyeknya, saya menggunakan software editor vektor Inscape dan untuk finishing akhir terkadang menggunakan GIMP. Selama ini semuanya dikerjakan di atas sistem operasi Ubuntu Linux.
Menurut kamu, kenapa orang masih enggan menggunakan open source (lebih memilih pakai bajakan)? Bagaimana kira-kira cara yang tepat untuk “meluruskan” mereka?
Kalau melihat dari kemampuan dan fitur software open source yang sekarang sudah tidak jauh beda dengan software proprietary, mungkin salah satu alasan mereka memilih menggunakan software bajakan adalah karena tidak berani mencoba menggunakan sesuatu yang baru. Mungkin mereka perlu diberi pengertian mengenai kemudahan menggunakan software open source, bukan hanya soal isu harga, idealisme atau aspek legalitasnya saja.
Bagaimana sih cara memulai bikin komik kayak Chickenstrip seperti ini? Mesti jago gambar-kah? Bisa diceritakan proses bikinnya dari awal sampai tuntas?
Wah, saya sendiri enggak jago gambar. Tapi proses pembuatan comicstrip ala Chickenstrip ini sederhana kok. Biasanya saya memulai prosesnya dari menerjemahkan ide ke bentuk dialog, melayout panel, lalu diakhiri dengan menyimpannya ke format file yang biasa digunakan di web. Untuk detailnya, saya pernah membuat postingan blog mengenai langkah-langkah pembuatannya di http://bit.ly/chickenstrip.
Berapa lama biasanya waktu yang kamu butuhkan untuk membuat satu chickenstrip? Bagian mana yang bisa dibilang paling sulit/lama prosesnya?
Sekitar 15-20 menit. Bagian tersulit biasanya justru di bagian ide/konsep dan menemukan joke yang tepat.
Apa saja rencana ke depan untuk Chickenstrip ini? Kapan buku keduanya keluar?
Soal rencan dan target sederhana saja sih, berusaha untuk tetap hadir secara rutin lewat blog atau kanal online lainnya dan menyelesaikan banyak ide/bahan buku yang belum sempat digarap. Belakangan ini sih selain menyelesaikan buku kedua, saya juga menyempatkan merilis e-book Chickenstrip gratis soal Piala Dunia dan bekerjasama dengan rekan programmer lainnya merilis aplikasi arsip Chickenstrip untuk iPhone dan Android. Insya Allah untuk buku kedua pengerjaannya tidak akan lama selama buku pertama.
Ada keinginan untuk total (fulltime) menggarap Chickenstrip?
Sepertinya sampai saat ini belum ada rencana mengurus kantor dan beberapa mimpi di dunia web development. Komik untuk sementara ini sekedar hobi, walaupun passion antara bergelut di dunia web dan ngomik sama besarnya.
Saat ini kamu bekerja di perusahaan yang kamu dirikan sendriri ya? Bisa cerita sedikit tentang latar belakan PT Jerbee Indonesia ini?
Jerbee sendiri berawal dari komunitas. Kami yang sebagian besar berasal dari satu kampus, selain agak jenuh bekerja untuk orang lain, juga memiliki banyak ide dan mimpi yang klop sputar dunia TI. Setelah bergelut bersama di beberapa proyek, kami kemudian memutuskan untuk membangun suatu PT yang bergerak di bidang web development dan network.
Gara-gara komik Chickenstrip-nya yang fenomenal, mungkin nama “Niwatori” lebih kamu kenal ketimbang nama aslinya, Diki Andeas. Aktif ngeblog dan ngomik di http://chickenstrip.wordpress.com. Diki bercerita banyak kepada PcPlus, termasuk cara membuat komik si ayam yang kocak.
Kenapa memilih karakter ayam untuk komik kamu?
Sejarahnya, dulu sewaktu masa awal-awal ngeblog, saya memberi judul blog saya “Dipatok ayam” sehingga ilustrasi dan hiasan untuk blog tentu saja tidak jauh darai gambar berbau ayam. Saat muncul ide membuat comicstrip, maka maskot atau karakter yang terpikir ya tetap tidak jauh-jauh dari bentuk ayam yaitu programmer berkostum ayam.
Cerita-cerita yang ada di Chickenstrip biasanya terinspirasi dari mana?
Idenya biasanya saya dapat dari kejadian sehari-hari, baik yang memang terjadi disekitar saya atau dari berita atau topik TI yang sedang hangat saat itu, baik dari hasil browsing maupun dari percakapan yang beredar di social media.
Menurut kamu sendiri, which Chickenstrip are you?
Hmm si Ayam kali ya? Stereotype programmer gitu deh, gila komputer dan internet. Tapi ada iseng dan jahilnya sedikit, hahaha.
Lebih sulit mana, menggambar dengan pensil/pena/kertas atau memakai mouse/software? Mana yang lebih disukai?
Sebenarnya saya lebih suka menggambar manual (mengunakan pensil/pena), ide lebih mengalir dan banyak bentuk yang dengan cepat bisa disalin dari imajinasi ke kertas. Sayangnya dulu itu saya tidak punya scanner sehingga terpaksa langsung menggambar vektor menggunakan mouse. Karena kebiasaan tersebut berlangsung cukup lama, sekarang yang terjadi malah sebaliknya-- saya jadi susah dan lambat kalau menggambar manual, lebih nyaman dan cepat kalau menggambar mouse. Dan ya, saya sudah coba menggunakan graphics tablet tapi berakhir dengan tetap lebih nyaman menggunakan mouse.
Software open source apa yang kamu pakai untuk membuat si Chickenstrip?
Untuk menggambar obyek-obyeknya, saya menggunakan software editor vektor Inscape dan untuk finishing akhir terkadang menggunakan GIMP. Selama ini semuanya dikerjakan di atas sistem operasi Ubuntu Linux.
Menurut kamu, kenapa orang masih enggan menggunakan open source (lebih memilih pakai bajakan)? Bagaimana kira-kira cara yang tepat untuk “meluruskan” mereka?
Kalau melihat dari kemampuan dan fitur software open source yang sekarang sudah tidak jauh beda dengan software proprietary, mungkin salah satu alasan mereka memilih menggunakan software bajakan adalah karena tidak berani mencoba menggunakan sesuatu yang baru. Mungkin mereka perlu diberi pengertian mengenai kemudahan menggunakan software open source, bukan hanya soal isu harga, idealisme atau aspek legalitasnya saja.
Bagaimana sih cara memulai bikin komik kayak Chickenstrip seperti ini? Mesti jago gambar-kah? Bisa diceritakan proses bikinnya dari awal sampai tuntas?
Wah, saya sendiri enggak jago gambar. Tapi proses pembuatan comicstrip ala Chickenstrip ini sederhana kok. Biasanya saya memulai prosesnya dari menerjemahkan ide ke bentuk dialog, melayout panel, lalu diakhiri dengan menyimpannya ke format file yang biasa digunakan di web. Untuk detailnya, saya pernah membuat postingan blog mengenai langkah-langkah pembuatannya di http://bit.ly/chickenstrip.
Berapa lama biasanya waktu yang kamu butuhkan untuk membuat satu chickenstrip? Bagian mana yang bisa dibilang paling sulit/lama prosesnya?
Sekitar 15-20 menit. Bagian tersulit biasanya justru di bagian ide/konsep dan menemukan joke yang tepat.
Apa saja rencana ke depan untuk Chickenstrip ini? Kapan buku keduanya keluar?
Soal rencan dan target sederhana saja sih, berusaha untuk tetap hadir secara rutin lewat blog atau kanal online lainnya dan menyelesaikan banyak ide/bahan buku yang belum sempat digarap. Belakangan ini sih selain menyelesaikan buku kedua, saya juga menyempatkan merilis e-book Chickenstrip gratis soal Piala Dunia dan bekerjasama dengan rekan programmer lainnya merilis aplikasi arsip Chickenstrip untuk iPhone dan Android. Insya Allah untuk buku kedua pengerjaannya tidak akan lama selama buku pertama.
Ada keinginan untuk total (fulltime) menggarap Chickenstrip?
Sepertinya sampai saat ini belum ada rencana mengurus kantor dan beberapa mimpi di dunia web development. Komik untuk sementara ini sekedar hobi, walaupun passion antara bergelut di dunia web dan ngomik sama besarnya.
Saat ini kamu bekerja di perusahaan yang kamu dirikan sendriri ya? Bisa cerita sedikit tentang latar belakan PT Jerbee Indonesia ini?
Jerbee sendiri berawal dari komunitas. Kami yang sebagian besar berasal dari satu kampus, selain agak jenuh bekerja untuk orang lain, juga memiliki banyak ide dan mimpi yang klop sputar dunia TI. Setelah bergelut bersama di beberapa proyek, kami kemudian memutuskan untuk membangun suatu PT yang bergerak di bidang web development dan network.
Komentar
Posting Komentar
Ayo utarakan saran atau tambahan atau bahkan kritik lewat Komentar