Apa yang terfikirkan di dalam benak Anda tentang salah satu sungai yang ada di Jakarta ini. Mungkin yang di pikiran Anda adalah sungai kotor, bau, hitam warnanya, banyak sampah atau yang lainnya. Ya, itu memang benar dan sesuai dengan faktanya. Tapi apakah Anda tidak berfikir bagi sebagian orang, Ciliwung mempunyai banyak manfaat. Khususnya yang hidup disekitar sungai tersebut. Bagi mereka Ciluwung menyimpan sejuta manfaat dan sejuta harapan. Mereka hidup disana juga karena terpaksa. Tapi mereka tetap tegar dsan sabar meski memiliki resiko yang cukup besar, yaitu banjir bisa menyapa dan mendatangi rumah mereka.
Hari demi hari mereka jalani dengan was – was karena bias sewaktu – waktu banjir bias mendatangi rumah mereka. Tapi menurut saya, yang menyebakan banjir itu sering terjadi karena ulah mereka itu juga. Mereka membuang sampah sembarangan, tidak memperhatikan alam, tidak memperhatikan lingkungan sekitarnya. Akibatnya, air sungai mampet lalu meluap kemudian banjir. Tapi sebagai warga Jakrta atau warga yang dilalui sungai Ciliwung, kita patut bersyukur dengan adanya sungai ciliwung ini. Tanpa sungai Ciliwung air tidak dapat dialirkan menuju laut. Coba Anda bayangkan jika kota sepadat dan gedung pencakar langit bertaburan bvak gula dikerubuti semut seperti Jakarta ini. Jika musim hujan dating, yaa seperti sekarang ini. Air tidak dapat dialirkan ke laut, tidak dapat ditampung dan tidak dapat diserap oleh tanah. Apa yang akan terjadi pada saat itu. Ya benar banjir akan segera bertamu ke Jakarta. Maka dari itu kitu patut bersyukur kepada Allah SWT yang telah menciptakan sungai yang sangat indah ini. Dan tugas kita hanyalah merawat dan menjaga kebersihan dari sungai ini.
Anda pasti tahu bahwa setiap sungai pasti ada hulu dan hilirnya. Sungai Ciliwung pun demikian. Manurut yang say baca di rubrik Ekspedisi Ciliwung yang diselenggarakn oleh tim Kompas. Hulu Ciliwung itu berada di kawasan Puncak Pass, Bogor, Jawa Barat. Sedangkan Hilirnya, berakhir di Teluk Jakarta. Mulai dari Hulu sampai Hilirnya, Ciliwung menyimpan sisi lain yang barang kali Anda sudah atau belum mengetahuinya.
Airnya jernih, bersih, bening dan tak berwarna serta tak berasa. Itulah gambaran dari sungai Ciliwung. Indah bukan !!. Masyarakat disana sangat menjaga kebersihan dan kealamian sungai ciliwung itu. Mereka hidup di sungai, mandi di sungai, nyari uang di sungai, semuanya serba di sungai. Anak – anak pada kegirangan main air, lompat sana sini, terjun. Sampe – sampe ada yang keselek karena kemasukan air sungai, Bagi mereka, sungai adalah segalanya.
Aliran sungai perlahan – lahan memasuki wilayah kota. Barulah terlihat sosok sungai Ciliwung yang kita kenal. Rumah – rumah illegal mulai tumbuh bagaikan rumput liar. “akibat factor ekonomi saya tinggal disini” sahut salah seorang warga bantaran kali. Ya, itulah hidup. Hidup dan nasib, bisa tampak berantakan, misterius, fantastis dan sporadic, namun setiap elemennya adalah subsistem keteraturan dari sebuah desain holistic yang sempurna. Menerima kehidupan berarti menerima kenyataan bahwa tak ada hal sekecil apapun terjadi karena kebetulan. Ini fakta penciptaan yang tak terbataskan.
Bagi sebagian masyarakat Indonesia. Dimana ada sungai, disitu ada kehidupan. Sama halnya di sungai Ciliwung. Ciliwung memberikan sumber kehidupan bagi mereka yang tinggal di sekitar aliran sungai tersebut. Contohnya: Sungai Ciliwung bisa dijadikan tempat mencuci pakaian atau yang lainnya. Bisa juga dijadikan tempat mandi, tempat buang air, baik air besar maupuhn air kecil. Pokoknya banyak deh manfaatnya dari sungai yang terpanjang di Jakarta ini.
Sekarang coba kita lihat sungai yang ada di Negara tetangga kita, yaitu Singapore. Di Singapore sungai dirawat dan dijaga kebersihannya. Lihat saja sungai yang ada disana, pasti bersih airnya. Tidak seperti sungai Ciliwung yang butek. Kita patut mencontoh apa yang mereka lakukan dalam menjaga sungainya agar tetap bersih dan indah. Disana juga, sungai itu dijadikan salah satu Objek dan daya tarik wisata yang cukup menarik bagi wisatawan local maupun wisatawan luar negri. Kalau kita menjaga dan merawat sungai yang kita cintai ini mungking Masa Depan Ciliwung akan berubah.
Dan katanya juga, menurut yang say abaca di Koran harian kompas. Pemerintah DKI Jakarta sedang melakukan pengerukan. Dengan tujuan untuk mengurangi beban banjir yang ditanggung Jakarta. Ya, kita berdoa saja semoga itu bisa segera terwujut. Dan juga Pemerintah DKI telah berusaha untuk memperbaiki dan menghijaukan kembali bantaran Sungai Ciliwung itu.
Setelah Sungai ini telah berhasil dibenahi, maka sungai ini bisa kita manfaatkan sebagai salah satu objek wisata dan daya tarik wisatawan. Dan mampu meningkatkan pendapatan, baik itu pendapatan Negara maupun pendapatan Rakyat. Sesuai dengan program pemerintah yaitu program Water Way. Wisatawan dapat berkeliling melihat keindahan Kota Jakarta ini dari sudut pandang yang berbeda.
Hari demi hari Sungai Ciliwung menanggung beban yang semakin hari semakin berat. Sudah tak terhitung jumblahnya. Seandainya Sungai Ciliwung bisa berbicara, maka ia akan mengatakan “ Hai manusia, Aku sudah lelah, sudah tak sanggup lagi untuk menahan beban yang kau timpakan kepadaku. Berhentilah menyiksaku, Aku ingin mengalir dengan derasnya, Aku ingin membuang, mengusir dan menghindari benda – benda yang akan berusaha menghentikanku. Aku ingin kehidupan seperti apa yang dialami sungai – sungai laninya, penuh dengan kesejukan. Aku ingi hidup ! ingin merasakan sari pati hidup ! ingin merasakan air terjun alami !”
Oleh karena itulah, kita sebagai khalifah yang ditugaskan oleh Allah SWT untuk mengelola Bumi ini, sudah sepantasnya menjaga, melestarikan dan merawat alam, khususnya Sungai yang satu ini, Sungai yang akan mengubah Kota Jakarta, Sungai yang akan melindungi Kota Jakarta dari terjangan BANJIR, yaitu Sungai CILIWUNG.
Hari demi hari mereka jalani dengan was – was karena bias sewaktu – waktu banjir bias mendatangi rumah mereka. Tapi menurut saya, yang menyebakan banjir itu sering terjadi karena ulah mereka itu juga. Mereka membuang sampah sembarangan, tidak memperhatikan alam, tidak memperhatikan lingkungan sekitarnya. Akibatnya, air sungai mampet lalu meluap kemudian banjir. Tapi sebagai warga Jakrta atau warga yang dilalui sungai Ciliwung, kita patut bersyukur dengan adanya sungai ciliwung ini. Tanpa sungai Ciliwung air tidak dapat dialirkan menuju laut. Coba Anda bayangkan jika kota sepadat dan gedung pencakar langit bertaburan bvak gula dikerubuti semut seperti Jakarta ini. Jika musim hujan dating, yaa seperti sekarang ini. Air tidak dapat dialirkan ke laut, tidak dapat ditampung dan tidak dapat diserap oleh tanah. Apa yang akan terjadi pada saat itu. Ya benar banjir akan segera bertamu ke Jakarta. Maka dari itu kitu patut bersyukur kepada Allah SWT yang telah menciptakan sungai yang sangat indah ini. Dan tugas kita hanyalah merawat dan menjaga kebersihan dari sungai ini.
Anda pasti tahu bahwa setiap sungai pasti ada hulu dan hilirnya. Sungai Ciliwung pun demikian. Manurut yang say baca di rubrik Ekspedisi Ciliwung yang diselenggarakn oleh tim Kompas. Hulu Ciliwung itu berada di kawasan Puncak Pass, Bogor, Jawa Barat. Sedangkan Hilirnya, berakhir di Teluk Jakarta. Mulai dari Hulu sampai Hilirnya, Ciliwung menyimpan sisi lain yang barang kali Anda sudah atau belum mengetahuinya.
Airnya jernih, bersih, bening dan tak berwarna serta tak berasa. Itulah gambaran dari sungai Ciliwung. Indah bukan !!. Masyarakat disana sangat menjaga kebersihan dan kealamian sungai ciliwung itu. Mereka hidup di sungai, mandi di sungai, nyari uang di sungai, semuanya serba di sungai. Anak – anak pada kegirangan main air, lompat sana sini, terjun. Sampe – sampe ada yang keselek karena kemasukan air sungai, Bagi mereka, sungai adalah segalanya.
Aliran sungai perlahan – lahan memasuki wilayah kota. Barulah terlihat sosok sungai Ciliwung yang kita kenal. Rumah – rumah illegal mulai tumbuh bagaikan rumput liar. “akibat factor ekonomi saya tinggal disini” sahut salah seorang warga bantaran kali. Ya, itulah hidup. Hidup dan nasib, bisa tampak berantakan, misterius, fantastis dan sporadic, namun setiap elemennya adalah subsistem keteraturan dari sebuah desain holistic yang sempurna. Menerima kehidupan berarti menerima kenyataan bahwa tak ada hal sekecil apapun terjadi karena kebetulan. Ini fakta penciptaan yang tak terbataskan.
Bagi sebagian masyarakat Indonesia. Dimana ada sungai, disitu ada kehidupan. Sama halnya di sungai Ciliwung. Ciliwung memberikan sumber kehidupan bagi mereka yang tinggal di sekitar aliran sungai tersebut. Contohnya: Sungai Ciliwung bisa dijadikan tempat mencuci pakaian atau yang lainnya. Bisa juga dijadikan tempat mandi, tempat buang air, baik air besar maupuhn air kecil. Pokoknya banyak deh manfaatnya dari sungai yang terpanjang di Jakarta ini.
Sekarang coba kita lihat sungai yang ada di Negara tetangga kita, yaitu Singapore. Di Singapore sungai dirawat dan dijaga kebersihannya. Lihat saja sungai yang ada disana, pasti bersih airnya. Tidak seperti sungai Ciliwung yang butek. Kita patut mencontoh apa yang mereka lakukan dalam menjaga sungainya agar tetap bersih dan indah. Disana juga, sungai itu dijadikan salah satu Objek dan daya tarik wisata yang cukup menarik bagi wisatawan local maupun wisatawan luar negri. Kalau kita menjaga dan merawat sungai yang kita cintai ini mungking Masa Depan Ciliwung akan berubah.
Dan katanya juga, menurut yang say abaca di Koran harian kompas. Pemerintah DKI Jakarta sedang melakukan pengerukan. Dengan tujuan untuk mengurangi beban banjir yang ditanggung Jakarta. Ya, kita berdoa saja semoga itu bisa segera terwujut. Dan juga Pemerintah DKI telah berusaha untuk memperbaiki dan menghijaukan kembali bantaran Sungai Ciliwung itu.
Setelah Sungai ini telah berhasil dibenahi, maka sungai ini bisa kita manfaatkan sebagai salah satu objek wisata dan daya tarik wisatawan. Dan mampu meningkatkan pendapatan, baik itu pendapatan Negara maupun pendapatan Rakyat. Sesuai dengan program pemerintah yaitu program Water Way. Wisatawan dapat berkeliling melihat keindahan Kota Jakarta ini dari sudut pandang yang berbeda.
Hari demi hari Sungai Ciliwung menanggung beban yang semakin hari semakin berat. Sudah tak terhitung jumblahnya. Seandainya Sungai Ciliwung bisa berbicara, maka ia akan mengatakan “ Hai manusia, Aku sudah lelah, sudah tak sanggup lagi untuk menahan beban yang kau timpakan kepadaku. Berhentilah menyiksaku, Aku ingin mengalir dengan derasnya, Aku ingin membuang, mengusir dan menghindari benda – benda yang akan berusaha menghentikanku. Aku ingin kehidupan seperti apa yang dialami sungai – sungai laninya, penuh dengan kesejukan. Aku ingi hidup ! ingin merasakan sari pati hidup ! ingin merasakan air terjun alami !”
Oleh karena itulah, kita sebagai khalifah yang ditugaskan oleh Allah SWT untuk mengelola Bumi ini, sudah sepantasnya menjaga, melestarikan dan merawat alam, khususnya Sungai yang satu ini, Sungai yang akan mengubah Kota Jakarta, Sungai yang akan melindungi Kota Jakarta dari terjangan BANJIR, yaitu Sungai CILIWUNG.
Komentar
Posting Komentar
Ayo utarakan saran atau tambahan atau bahkan kritik lewat Komentar