Langsung ke konten utama

Semangat Kerja Penghapus Dosa

Oleh Encep Dulwahab

Abu Hurairah RA mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya ada dosa-dosa yang tidak terhapuskan dengan melakukan shalat, puasa, haji, dan umrah." Para sahabat bertanya, "Lalu, apa yang dapat menghapuskannya, wahai Rasulullah SAW?" Beliau menjawab, "Bersemangat dalam mencari rezeki."

Semangat dalam bekerja merupakan keharusan untuk siapa pun yang ingin mendapatkan kesuksesan dan kebahagiaan. Baik sukses di dunia maupun akhirat. Begitu pun, dengan orang yang semangat dalam bekerja, dia akan meraih kebagiaan. Bahagia karena akan mendapatkan impian dan harapannya.
 
Islam sangat menghargai orang yang penuh dedikasi dan loyalitas dalam bekerja. Dalam kondisi apa pun, kita harus tetap bersemangat untuk selalu bergerak menangkap peluang-peluang dan membuka pintu-pintu rezeki yang telah disediakan-Nya. Allah Maha Rahman dan Rahim, Allah pula Mahakaya. Oleh karena itu, kita jangan takut kehabisan dengan kekayaan di dunia ini.

Untuk membuktikan dan meraih anugerah-Nya, Allah SWT menyeru kita untuk bergerak dinamis menyambut rezeki-Nya. Bukan dengan berdiam diri banyak zikir dan berdoa, atau mengasingkan diri untuk semedi dan lain sebagainya, tetapi bergerak terus menciptakan dan membuka peluang. Berdoa harus, tetapi rezeki tidak datang dengan sendirinya kalau tidak ditopang dengan berusaha meraihnya. Bekerja juga merupakan bentuk ibadah yang kualitasnya sama dengan ibadah-ibadah lainnya.

Dalam surah Al-Jumu'ah [62]: 10, Allah SWT berfirman, "Apabila telah ditunaikan shalat, bertebaranlah kamu di muka bumi, carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung." Rasulullah SAW bersabda, "Mencari rezeki yang halal adalah wajib sesudah menunaikan yang fardhu (seperti shalat dan puasa)." (HR Thabrani dan Baihaqi).

Kalau tidak bergerak dan kerja keras, hal itu melawan sunatullah dan apa yang pernah dicontohkan Rasulullah SAW. Rasul bersabda, "Sebaik-baik manusia dalam melakukan pekerjaannya adalah mereka yang berusaha semaksimal mungkin dengan mengeluarkan kemampuan yang ada dalam dirinya." Tidak langsung memvonis diri tidak mampu dan tidak ditakdirkan untuk miskin atau gagal.

Rasulullah SAW sangat menyukai orang yang bekerja dengan penuh tantangan, ketimbang mudah putus asa atau pasrah terhadap usaha yang sedang dikerjakan. Rasulullah SAW pernah mencium tangan Sa'ad bin Mu'adz ketika melihat tangan Sa'ad yang kasar karena bekerja keras. "Inilah dua tangan yang dicintai Allah," kata Nabi Muhammad SAW.

Di dalam hadis lain yang diriwayatkan Imam Al-Bukhari, Nabi Muhammad SAW bersabda, "Demi Allah, jika seseorang di antara kamu membawa tali dan pergi ke bukit untuk mencari kayu bakar, kemudian dipikul ke pasar untuk dijual, itu lebih baik daripada ia meminta-minta kepada orang lain, terkadang ia dapat atau terkadang ia ditolak."

Sangat disayangkan karena tidak sedikit mental yang tidak siap bertarung dalam meraih rezeki-Nya. Mereka ingin mudah dalam meraihnya, salah satunya dengan meminta. Kalau ingin sukses, keluarkanlah keringat dari badan sendiri dan berjuanglah untuk menikmati kerja keras.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ngerjain tugas dapet banyak duit

Huhh...sudah lama banget kayanya ngak nyentuh dengan blog ini. Mungkin dikaenakan dengan kesibukan Ujian-ujian sekolah, maklum masih sekolah,hhe dan yang pastinya dengan penyempurnaan blog baru saya " Exploring Indonesia ". Ok langsung saja kita mulai lagi. Pda postingan kali ini saya akan memberitahu ada satu lagi program yang didesian khusus untuk kita (orang uang kekurangan duit). Untuk mendapatkan uangnya tidaklah terlalu ribet, baru daftar saja langsung dapat $1.5, lumayan gak tuh? Nah bisnis ini bernama myeasytask, jadi disini kita mengerjakan tugas seperti daftar di situs orang, membuat review tentang sesuatu, promosi web orang ke forum dan lain sebagainya. Nah keuntungan yang anda dapatkan dengan bergabung dengan program ini adalah: 1. Mendapatkan Bonus langsung sebesar $1.5 2. Komisi $0.20 per refferal 3. setiap kali mengerjakan tugas anda akan mendapatkan rata-rata $0.1 – $1, dengan asusmsi setiap hari anda mengerjakan tugas 10x maka anda akan mendapatkan $1/hari de...

Beasiswa D2, D3, dan S1 ke Jepang 2013/2014

Akhirnya beasiswa D2, D3, dan S1 untuk tahun ajaran 2013/2014 kembali dibuka juga. Akhir-akhir ini, kita paling sering mendapat pertanyaan seputar beasiswa ke Jepang ini, apakah tahun ini kembali dibuka, apakah rutin diadakan setiap tahunnya, dll. Sempat bikin kita ketar-ketir juga, soalnya tanggal pembukaan beasiswa ini sedikit mundur dari tahun kemarin. Padahal program yang rutin diadakan oleh Pemerintah Jepang setiap tahunnya ini merupakan beasiswa favorit teman-teman, terlihat dari banyaknya jumlah pertanyaan setiap kali ada informasi seputar beasiswa ini. Persyaratan Umum Lahir antara 2 April 1991 dan 1 April 1996 Lulus SMA dengan nilai rata-rata ijazah atau rapor kelas 3 semester terakhir minimal: 8,4 untuk jenjang S1 8,2 untuk jenjang D3 8,0 untuk jenjang D2 Program Studi Pilihan D2 mana masa belajar adalah 2 tahun (termasuk belajar bahasa Jepang selama 1 tahun). Civil Engineering and Architecture; Electrical and Electronic Engineering; Wireless Communicatio...

Online hate speech could be contained like a computer virus, say researchers

Artificial intelligence is being developed that will allow advisory ‘quarantining’ of hate speech in a manner akin to malware filters – offering users a way to control exposure to ‘hateful content’ without resorting to censorship. The spread of hate speech via social media could be tackled using the same ‘quarantine’ approach deployed to combat malicious software, according to University of Cambridge researchers. Definitions of hate speech vary depending on nation, law and platform, and just blocking keywords is ineffectual: graphic descriptions of violence need not contain obvious ethnic slurs to constitute racist death threats, for example. As such, hate speech is difficult to detect automatically. It has to be reported by those exposed to it, after the intended “psychological harm” is inflicted, with armies of moderators required to judge every case. This is the new front line of an ancient debate: freedom of speech versus poisonous language. Now, an ...